Nih Sejarah Bercerita Mengenai Suku Maasai Si Pengembara Dan Petarung

Sejarah Bercerita Mengenai Suku Maasai si Pengembara dan Petarung - Suku Maasai dikenal dengan suku pengembara dan petarung yang kuat. Konon berdasarkan ceritanya singa-singa yang ada di Savana Afrika hanya takut dengan suku Maasa. Jika kawanan singa melinta dan melihat orang Maasai, singa akan lari dan menghindar menjauhi mereka. 

Orang SUku Maasai hidup di alam terbuka di Lembah Celah Besar di Afrika Timur. Mereka menetap di Kenya dan Tanzania yang melaksanakan cara bertahan hidup dengan cara nenek moyang mereka yang dulu hidup berabad-abad silam. Maasai salah satu suku di dunia yang tertinggal di dunia yang tidak mengambil atau terpaku pada aturan, tenang dalam berperang, uang untuk hidup dsb. Ya, walaupun mereka telah mengenal uang namun pada dasarnya.

Rumah inggal suku Maasai

Di dalam kehidupan bermasyarakat suku Masai, status mereka juga kedudukan laki-laki ditentukan dengan banyaknya anak dan jumlah ternak . Di suku Maasai laki-laki dengan memliki kurang dari 50 ekor ternak dianggap miskin.

Rumah-rumah mereka dibangun secara tradisional olehwanita dan rumah mereka terbuat dari cabang-cabang yang sudah dianyam dengan rumput lalu diplester dan kotoran sapi sebagai pelapisnya . Bentuk bangunan suku Maasai bundar dan persegi, rumah-rumah mereka membentuk lingkaran luas yang melindungi tengahnya, daerah sangkar ternak mereka tidur di malam hari. Batasan luar semua lingkaran dipagari dengan batang-batang pohon yang sudah di tajamkan dan berduri yang akan melindungi penduduk Masai dan ternak mereka dari gerombolan dubuk, macan tutul, dan singa yang sedang mencari mangsa.

Untuk kelangsungan hidup mereka, suku Maasai sangat bergantung pada kesehatan juga kekuatan ternak. Susu binatang dikonsumsi, dan taik sapi dipakai sebagai pelapis untuk menutupi rumah mereka. Orang Masai jarang menyembelih ternaknya untuk makanan,hanya sedikit saja domba dan kambing yang dipelihara untuk dimakan. Tetapi, kalau seekor ternak mati, bagian-bagian binatang itu dimanfaatkan. Tanduk binatang dipakai sebagai wadah, kuku dan tulang binatang dibuat sedemikian rupa menjadi komplemen dan kulit  hewan diolah menjadi sepatu, pakaian, seprai, dan tali biar dapat dijual.

Referensi:

http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102002129

https://sejarahasal.blogspot.com//search?q=sejarah-bercerita-mengenai-suku-maasai

Share this post