Nih Sejarah Bangun Negara Korea
Sejarah Korea dimulai dari mitologi pendiri Korea, Dangun, hingga masa 3 Kerajaan - masa Kerajaan Silla Bersatu - masa Kerajaan Koryo - masa Kerajaan Chosun - masa penjajahan Jepang - pembagian Korea Selatan dan Korea Utara serta masa Republik Korea.
Kini teritorial Korea hingga Semenanjung Korea dan pulau-pulau miliknya, namun panggung sejarah hingga wilayah timur bahari Cina.
Mitologi Pendiri Korea, Dangun dan Masa Kerajaan Kojosun
Rakyat Korea dan negara Korea dimulai dari mitologi pendiri Korea, Dangun.
Mitologi Dangun
Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun 'kota Tuhan' di gunung Taebaek (yang kini ditempati Gunung Myohang di Korea Utara).
Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi insan kepada Hangwung, hingga menerima tanggapan bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo.
Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, berjulukan 'Dangun'. Dangun Wanggom membangun negara berjulukan 'Chosun' dan memilih Pyeongyangsung sebagai ibu kota.
Dangun memimpin negara itu selama seribu 5 ratus tahun, dan hidup selama seribu 908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung. (menurut Catatan Samguk Yusa yang dituliskan mengenai aneka macam fakta sejarah oleh biksu Iryon pada tahun 1281)
Pemahaman Mitologi Dangun
Proses kelahiran Dangun dijelaskan sebagai proses nenek moyang bangsa Korea untuk menguasai bumi di Semenanjung Korea.
Adanya beberapa Tuhan tersebut mengungkapkan negara ini telah mempunyai teknologi maju termasuk di bidang pertanian. Wungnyeo yang diinkarnasi dari beruang tersebut, merupakan sejenis mahluk bumi. Perkawinan Hwanung dan Wungnyeo menunjuk proses bahwa kekuatan yang gres tiba dan kekuatan yang ada, yakni mahluk bumi, diharmoniskan, maka membentuk bangsa baru.
Dangun merupakan lambang pemimpin untuk bangsa gres ini. Oleh alasannya itu, bangsa Korea menyebutnya sendiri sebagai 'anak Dangun'.
Masa Gojosun (tahun 2333 S.M ? kala ke-2 S.M)
Dangun Wanggom diperkirakan membangun negara di tahun ke-50 semenjak raja Yoje di Cina naik tahta, yakni sekitar tahun 2333 sebelum Masehi.
Masa Gojosun dianggap masa pra sejarah. Dengan demikian, mitologi dan sejarah untuk masa itu berdasarkan cacatan kuno di Cina dan bukti ilmu purbakala. Nama Dangun Wanggom menunjuk bahwa masa Gojosun merupakan pujaan terhadap Tuhan dicerminkan pada politik. Masa Gojosun terdiri dari Josun Kuna, Josun Kija, Josun Wiman dan sebagainya, yaitu kekuatan pimpinan dirubah dari Dangun menjadi Kija, Wiman dan sebagainya. Masa Gojosun semakin ditutup sesudah Gojosun gagal dalam pertengkaran hegemoni dengan kerajaan Han di kala ke-2 sebelum Masehi.
Masa 3 Kerajaan (abad pertama S.M tahun 668 T.M)
Berbagai suku berkumpul di Semenanjung Korea dan Mancuria, hingga meresmikan 3 kerajaan di kala pertama sebelum Masehi.
3 kerajaan itu ialah Kerajaan Koguryo di bab utara Semenanjung Korea dan wilayah Mancuria, kerajaan Baekje di bab barat Semenanjung Korea, dan kerajaan Baekje di bab timur Semenanjung Korea.
3 kerajaan tersebut berkembang sesudah aneka macam suku bergabung, namun mereka tetap mempunyai kesadaran bahwa mereka ialah pewaris Dangun.
Kerajaan Koguryo (37 tahun S.M tahun 668 T.M)
Kerajaan Koguryo didirikan oleh 'raja Jumong(Dongmyong Songwang) di bab selatan Mancuria. Teritorial kerajaan Koguryo meliputi sebagian Mancuria dan bab Utara Semenanjung Korea, hingga kerajaan Koguryo tidak sanggup dihindari dari kontradiksi dengan suku Han di Cina.
Kerajaan Koguryo mengusir segala kekuatan Cina dari Semenanjung Korea sesudah mempecundangi tentara Nakrang dan Daebang di Cina yang mapan di Semenanjung Korea di ketika kerajaan Gojosun runtuh. Setelah itu, kerajaan Koguryo juga berhasil memukul mundur kerajaan Su di Cina di tahun 598 lalu, hingga muncul sebagai negara berpengaruh di wilayah Asia Timur Laut.
Oleh alasannya itu, kerajaan Koguryo membuat jaya nama dengan mempunyai teritorial yang paling luas dan militer yang paling berpengaruh diantara 3 kerajaan.
Meskipun demikian, kerajaan Koguryo yang kekuatan nasional menjadi lemah akhir pertengkaraan dengan kerajaan Su, karenanya runtuh oleh pasukan sekutu antara kerajaan Shilla dan kerajaan Tang, Cina. Setelah runtuh, kerajaan Koguryo disatukan oleh kerajaan Shilla, namun sebagian para migran yang mendapatkan aneka macam suku sesudah pindah ke utara, berhasil mendirikan kerajaan Balhae.
Baekje (18 tahun S.M tahun 660 T.M)
Menurut legendanya, dua anak pria dari raja Dongmyong Songwang di kerajaan Koguryo, yaitu Onjo dan Biryu membangun kerajaan Baekje sesudah turun ke selatan. Dengan kata lain, kerajaan Baekje didirikan oleh kekuatan migran yang didorong dari kekuatan pimpinan kerajaan Koguryo.
Kerajaan Koguryo dari bab utara, menghalangi kerajaan Baekje maju, dan melaksanakan pertukaran dengan aneka macam kerajaan di Cina di bab timur.
Sementara itu, kerajaan Baekje tidak sanggup dihindari dari pertengkaran dengan kekuatan Cina di Semenanjung Korea, yaitu pasukan Daebang yang menguasai bab selatan kerajaan Baekje, serta mengadakan pertempuran yang menyengsarakan dengan kerajaan Shilla di bab timur yang semakin berkembang.
Meskipun bunga budaya yang glamor berkembang, namun kekuatan nasional menjadi lemah akhir pertengkaran kerajaan Koguryo, dan Shilla, hingga ditaklukkan oleh pasukan campuran di tahun 660. Setelah runtuh, banyak migran pindah ke Jepang, hingga menyumbangkan jasa besar untuk membangun negara kuno di Jepang dan membuat budaya Jepang.
Shilla (57 tahun S.M 935 T.M / termasuk masa kerajaan Shilla Bersatu)
Dibandingkan kerajaan Koguryo dan Baekje yang pedoman Buyeo, kerajaan Shilla berdasarkan kisah pendiri Shilla, Park Hyeokgeose yang lahir dari telur. Dengan kata lain, kerajaan Shilla diciptakan lewat keharmonisan antara para pribumi dan para pendatang yang mempunyai peradaban maju.
Kerajaan Shilla termasuk kerajaan Shilla Bersatu, dijuluki 'kerajaan bersejarah selama seribu tahun' yang tetap ada selama 992 tahun. Kerajaan Shilla berlokasi di bab tenggara semenanjung Korea, jadi sulit mendapatkan peradaban maju. Oleh alasannya itu, kecepatan perkembangan kerajaan Shilla paling lambat diantara 3 kerajaan. Namun, berkat adanya perkembangan tanpa henti-hentinya, kerajaan Shilla meningkatkan kekuatan nasional di bidang militer dan budaya. Setelah bekerja sama dengan Tang, Cina, kerajaan Shilla meruntuhkan Baekje dan Koguryo secara berturut-turut, hingga berhasil menyatukan 3 kerajaan.
Masa Kerajaan Shilla Bersatu (tahun 668 tahun 935)
Masa kerajaan Shilla Bersatu menunjuk kerajaan Shilla sesudah 3 kerajaan bersatu.
Kerajaan Shilla Bersatu yang menganut agama Budha, berhasil membuatkan budaya yang bercahaya.
Setelah 3 kerajaan bersatu, kerajaan Shilla Bersatu mengusir kekuatan Tang, kemudian menguasai seluruh Semenanjung Korea kecuali sebagian wilayan utara. Di bab utara, terdapat kerajaan Balhae yang didirikan oleh migran kerajaan Koguryo.
Oleh alasannya itu, kerajaan Shilla Bersatu meletakkan watu landasan untuk Korea menjadi negara bersatu.
Di final masa kerajaan Shilla Bersatu, lapisan pemimpin karam dalam kemewaan dan hiburan, serta melalaikan keadaan negeri, hingga runtuh sesudah kerajaan Goryo menyatukannya kembali.
Masa Kerajaan Goryo (tahun 918 tahun 1392)
Wang Kon, raja Taejo membangun kerajaan Goryo dengan menetapkan Song-ak(Kaesong sekarang) sebagai ibu kota. Setelah menyatukan kerajaan Shilla di tahun 935 dan meruntuhkan kerajaan Pasca Baekje di tahun 936, kerajaan Goryo berhasil menyatukannya kembali. Kerajaan Goryo memuja agama Budaha dan memperluas teritorial berdasarkan ‘kebijakan untuk maju ke utara'.
Namun, di masa final kerajaan Goryo, istana kerajaan dikuasai akhir penyerangan Monggol. Namun, kerajaan Goryo memulihkan kekuatan nasional dalam situasi kekacauan di masa pergantian kekuatan Won-Ming di Cina. Setelah itu, kerajaan Goryo menyerahkan tahta kepada jendral Lee Sung-gye sesudah kekuatan kesatria semakin tinggi. Kerajaan Goryo berlanjut selama 474 tahun oleh 34 orang raja.
Masa Kerajaan Chosun (tahun 1392 tahun 1910)
Kerajaan Chosun diresmikan oleh kekuatan kesatria gres termasuk Lee Sung-gye bersama keturunan darah biru gres berdasarkan Konfusianisme. Pergantian istana tersebut tidak dilakukan oleh kekuatan senjata, tetapi turun tahta, hingga disebut 'Reformasi Yeoksung'. Meskipun raja mempunyai kekuatan yang mutlak, namun dikendalikan oleh golongan darah biru yang dilengkapi Konfusianisme, hingga bersifat istimewa.
Di masa kerajaan Chosun, budaya dan ilmu pengetahuan sangat berjaya, contohnya aksara Korea, Hangeul diciptakan, dan alat pengukur curah hujan, dikembangkan. Namun, kerajaan Chosun menjadi panutan dan penuh ketekunan pada ideologi yang terlalu fanatik, jadi masyarakat menjadi tidak aktif.
Setelah memasuki masa modern, kerajaan Chosun yang tidak sanggup mengikuti perubahaan dunia di masa modern, dan menjadi korban dalam pertengakaran diantara negara-negara maju, hingga karenanya tidak sanggup dihindari dari penjajahan Jepang di tahun 1910 lalu.
Masa Penjajahan Jepang (tahun 1910 tahun 1945)
Setelah Jepang membangun Pemerintah Penjajahan Jepang di Korea, Jepang merampas masyarakat Korea serta melarang menggunakan bahasa Korea dan nama Korea dalam rangka mengasimilasikan masyarakat Korea dengan masyarakat Jepang.
Saat itu Pasukan Kemerdekaan yang bertempat di Cina dan Rusia, terus-menerus berjuang, bahkan Pemerintah Korea Sementara diresmikan di Cina, hingga memimpin gerakan kemerdekaan.
Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilaksanakan di seluruh Korea pada tahun 1919, populer sebagai gerakan tanpa senjata terhadap tentara dan polisi Jepang yang bersenjata.
Setelah pasukan Jepang pulang ke Jepang seusai Perang Dunia ke-2 di tahun 1945, masa penjajahan Jepang selesai.
Masa Modern
Setelah Korea merdeka di tahun 1945, pasukan Amerika Serikat dan pasukan Uni Soviet, mendirikan pemerintahan militer di bab selatan dan di bab utara semenanjung Korea, hingga benih perpecahan Korea ditaburkan.
Dengan hasil pemilihan umum, di Korea Selatan, lahir pemerintahan gres berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme di tahun 1947 lalu.
Sementara itu, di Korea Utara, atas derma Uni Soviet, lahir pemerintah berdasarkan komunisme.
Akibat penyerangan oleh Korea Utara, Korea mengalami perang mulai tahun 1950 hingga tahun 1953. Keikutsertaan pasukan PBB dan pasukan Cina, mencapai perjanjian gencatan senjata dan pembagian semenanjung Korea terus berlangsung hingga sekarang.
Setelah itu, Korea Selatan melewati masa kekacauan di tahun 1960-an, mencapai pertumbuhan ekonomi yang dijuluki 'Keajaiban Sungai Han' di tahun 1970-an dan memperoleh demokrasi lewat sistem pemilihan presiden secara eksklusif di final tahun 1980-an. Serasi dengan itu, terlepas dari masa perang dingin, Korea Selatan dan Korea Utara mengakui ideologinya masing-masing dan membuka ufuk gres masa perdamaian, rekonsiliasi dan relasi kerjasama antar Korea.
Kini teritorial Korea hingga Semenanjung Korea dan pulau-pulau miliknya, namun panggung sejarah hingga wilayah timur bahari Cina.
Mitologi Pendiri Korea, Dangun dan Masa Kerajaan Kojosun
Rakyat Korea dan negara Korea dimulai dari mitologi pendiri Korea, Dangun.
Mitologi Dangun
Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun 'kota Tuhan' di gunung Taebaek (yang kini ditempati Gunung Myohang di Korea Utara).
Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi insan kepada Hangwung, hingga menerima tanggapan bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo.
Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, berjulukan 'Dangun'. Dangun Wanggom membangun negara berjulukan 'Chosun' dan memilih Pyeongyangsung sebagai ibu kota.
Dangun memimpin negara itu selama seribu 5 ratus tahun, dan hidup selama seribu 908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung. (menurut Catatan Samguk Yusa yang dituliskan mengenai aneka macam fakta sejarah oleh biksu Iryon pada tahun 1281)
Pemahaman Mitologi Dangun
Proses kelahiran Dangun dijelaskan sebagai proses nenek moyang bangsa Korea untuk menguasai bumi di Semenanjung Korea.
Adanya beberapa Tuhan tersebut mengungkapkan negara ini telah mempunyai teknologi maju termasuk di bidang pertanian. Wungnyeo yang diinkarnasi dari beruang tersebut, merupakan sejenis mahluk bumi. Perkawinan Hwanung dan Wungnyeo menunjuk proses bahwa kekuatan yang gres tiba dan kekuatan yang ada, yakni mahluk bumi, diharmoniskan, maka membentuk bangsa baru.
Dangun merupakan lambang pemimpin untuk bangsa gres ini. Oleh alasannya itu, bangsa Korea menyebutnya sendiri sebagai 'anak Dangun'.
Masa Gojosun (tahun 2333 S.M ? kala ke-2 S.M)
Dangun Wanggom diperkirakan membangun negara di tahun ke-50 semenjak raja Yoje di Cina naik tahta, yakni sekitar tahun 2333 sebelum Masehi.
Masa Gojosun dianggap masa pra sejarah. Dengan demikian, mitologi dan sejarah untuk masa itu berdasarkan cacatan kuno di Cina dan bukti ilmu purbakala. Nama Dangun Wanggom menunjuk bahwa masa Gojosun merupakan pujaan terhadap Tuhan dicerminkan pada politik. Masa Gojosun terdiri dari Josun Kuna, Josun Kija, Josun Wiman dan sebagainya, yaitu kekuatan pimpinan dirubah dari Dangun menjadi Kija, Wiman dan sebagainya. Masa Gojosun semakin ditutup sesudah Gojosun gagal dalam pertengkaran hegemoni dengan kerajaan Han di kala ke-2 sebelum Masehi.
Masa 3 Kerajaan (abad pertama S.M tahun 668 T.M)
Berbagai suku berkumpul di Semenanjung Korea dan Mancuria, hingga meresmikan 3 kerajaan di kala pertama sebelum Masehi.
3 kerajaan itu ialah Kerajaan Koguryo di bab utara Semenanjung Korea dan wilayah Mancuria, kerajaan Baekje di bab barat Semenanjung Korea, dan kerajaan Baekje di bab timur Semenanjung Korea.
3 kerajaan tersebut berkembang sesudah aneka macam suku bergabung, namun mereka tetap mempunyai kesadaran bahwa mereka ialah pewaris Dangun.
Kerajaan Koguryo (37 tahun S.M tahun 668 T.M)
Kerajaan Koguryo didirikan oleh 'raja Jumong(Dongmyong Songwang) di bab selatan Mancuria. Teritorial kerajaan Koguryo meliputi sebagian Mancuria dan bab Utara Semenanjung Korea, hingga kerajaan Koguryo tidak sanggup dihindari dari kontradiksi dengan suku Han di Cina.
Kerajaan Koguryo mengusir segala kekuatan Cina dari Semenanjung Korea sesudah mempecundangi tentara Nakrang dan Daebang di Cina yang mapan di Semenanjung Korea di ketika kerajaan Gojosun runtuh. Setelah itu, kerajaan Koguryo juga berhasil memukul mundur kerajaan Su di Cina di tahun 598 lalu, hingga muncul sebagai negara berpengaruh di wilayah Asia Timur Laut.
Oleh alasannya itu, kerajaan Koguryo membuat jaya nama dengan mempunyai teritorial yang paling luas dan militer yang paling berpengaruh diantara 3 kerajaan.
Meskipun demikian, kerajaan Koguryo yang kekuatan nasional menjadi lemah akhir pertengkaraan dengan kerajaan Su, karenanya runtuh oleh pasukan sekutu antara kerajaan Shilla dan kerajaan Tang, Cina. Setelah runtuh, kerajaan Koguryo disatukan oleh kerajaan Shilla, namun sebagian para migran yang mendapatkan aneka macam suku sesudah pindah ke utara, berhasil mendirikan kerajaan Balhae.
Baekje (18 tahun S.M tahun 660 T.M)
Menurut legendanya, dua anak pria dari raja Dongmyong Songwang di kerajaan Koguryo, yaitu Onjo dan Biryu membangun kerajaan Baekje sesudah turun ke selatan. Dengan kata lain, kerajaan Baekje didirikan oleh kekuatan migran yang didorong dari kekuatan pimpinan kerajaan Koguryo.
Kerajaan Koguryo dari bab utara, menghalangi kerajaan Baekje maju, dan melaksanakan pertukaran dengan aneka macam kerajaan di Cina di bab timur.
Sementara itu, kerajaan Baekje tidak sanggup dihindari dari pertengkaran dengan kekuatan Cina di Semenanjung Korea, yaitu pasukan Daebang yang menguasai bab selatan kerajaan Baekje, serta mengadakan pertempuran yang menyengsarakan dengan kerajaan Shilla di bab timur yang semakin berkembang.
Meskipun bunga budaya yang glamor berkembang, namun kekuatan nasional menjadi lemah akhir pertengkaran kerajaan Koguryo, dan Shilla, hingga ditaklukkan oleh pasukan campuran di tahun 660. Setelah runtuh, banyak migran pindah ke Jepang, hingga menyumbangkan jasa besar untuk membangun negara kuno di Jepang dan membuat budaya Jepang.
Shilla (57 tahun S.M 935 T.M / termasuk masa kerajaan Shilla Bersatu)
Dibandingkan kerajaan Koguryo dan Baekje yang pedoman Buyeo, kerajaan Shilla berdasarkan kisah pendiri Shilla, Park Hyeokgeose yang lahir dari telur. Dengan kata lain, kerajaan Shilla diciptakan lewat keharmonisan antara para pribumi dan para pendatang yang mempunyai peradaban maju.
Kerajaan Shilla termasuk kerajaan Shilla Bersatu, dijuluki 'kerajaan bersejarah selama seribu tahun' yang tetap ada selama 992 tahun. Kerajaan Shilla berlokasi di bab tenggara semenanjung Korea, jadi sulit mendapatkan peradaban maju. Oleh alasannya itu, kecepatan perkembangan kerajaan Shilla paling lambat diantara 3 kerajaan. Namun, berkat adanya perkembangan tanpa henti-hentinya, kerajaan Shilla meningkatkan kekuatan nasional di bidang militer dan budaya. Setelah bekerja sama dengan Tang, Cina, kerajaan Shilla meruntuhkan Baekje dan Koguryo secara berturut-turut, hingga berhasil menyatukan 3 kerajaan.
Masa Kerajaan Shilla Bersatu (tahun 668 tahun 935)
Masa kerajaan Shilla Bersatu menunjuk kerajaan Shilla sesudah 3 kerajaan bersatu.
Kerajaan Shilla Bersatu yang menganut agama Budha, berhasil membuatkan budaya yang bercahaya.
Setelah 3 kerajaan bersatu, kerajaan Shilla Bersatu mengusir kekuatan Tang, kemudian menguasai seluruh Semenanjung Korea kecuali sebagian wilayan utara. Di bab utara, terdapat kerajaan Balhae yang didirikan oleh migran kerajaan Koguryo.
Oleh alasannya itu, kerajaan Shilla Bersatu meletakkan watu landasan untuk Korea menjadi negara bersatu.
Di final masa kerajaan Shilla Bersatu, lapisan pemimpin karam dalam kemewaan dan hiburan, serta melalaikan keadaan negeri, hingga runtuh sesudah kerajaan Goryo menyatukannya kembali.
Masa Kerajaan Goryo (tahun 918 tahun 1392)
Wang Kon, raja Taejo membangun kerajaan Goryo dengan menetapkan Song-ak(Kaesong sekarang) sebagai ibu kota. Setelah menyatukan kerajaan Shilla di tahun 935 dan meruntuhkan kerajaan Pasca Baekje di tahun 936, kerajaan Goryo berhasil menyatukannya kembali. Kerajaan Goryo memuja agama Budaha dan memperluas teritorial berdasarkan ‘kebijakan untuk maju ke utara'.
Namun, di masa final kerajaan Goryo, istana kerajaan dikuasai akhir penyerangan Monggol. Namun, kerajaan Goryo memulihkan kekuatan nasional dalam situasi kekacauan di masa pergantian kekuatan Won-Ming di Cina. Setelah itu, kerajaan Goryo menyerahkan tahta kepada jendral Lee Sung-gye sesudah kekuatan kesatria semakin tinggi. Kerajaan Goryo berlanjut selama 474 tahun oleh 34 orang raja.
Masa Kerajaan Chosun (tahun 1392 tahun 1910)
Kerajaan Chosun diresmikan oleh kekuatan kesatria gres termasuk Lee Sung-gye bersama keturunan darah biru gres berdasarkan Konfusianisme. Pergantian istana tersebut tidak dilakukan oleh kekuatan senjata, tetapi turun tahta, hingga disebut 'Reformasi Yeoksung'. Meskipun raja mempunyai kekuatan yang mutlak, namun dikendalikan oleh golongan darah biru yang dilengkapi Konfusianisme, hingga bersifat istimewa.
Di masa kerajaan Chosun, budaya dan ilmu pengetahuan sangat berjaya, contohnya aksara Korea, Hangeul diciptakan, dan alat pengukur curah hujan, dikembangkan. Namun, kerajaan Chosun menjadi panutan dan penuh ketekunan pada ideologi yang terlalu fanatik, jadi masyarakat menjadi tidak aktif.
Setelah memasuki masa modern, kerajaan Chosun yang tidak sanggup mengikuti perubahaan dunia di masa modern, dan menjadi korban dalam pertengakaran diantara negara-negara maju, hingga karenanya tidak sanggup dihindari dari penjajahan Jepang di tahun 1910 lalu.
Masa Penjajahan Jepang (tahun 1910 tahun 1945)
Setelah Jepang membangun Pemerintah Penjajahan Jepang di Korea, Jepang merampas masyarakat Korea serta melarang menggunakan bahasa Korea dan nama Korea dalam rangka mengasimilasikan masyarakat Korea dengan masyarakat Jepang.
Saat itu Pasukan Kemerdekaan yang bertempat di Cina dan Rusia, terus-menerus berjuang, bahkan Pemerintah Korea Sementara diresmikan di Cina, hingga memimpin gerakan kemerdekaan.
Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilaksanakan di seluruh Korea pada tahun 1919, populer sebagai gerakan tanpa senjata terhadap tentara dan polisi Jepang yang bersenjata.
Setelah pasukan Jepang pulang ke Jepang seusai Perang Dunia ke-2 di tahun 1945, masa penjajahan Jepang selesai.
Masa Modern
Setelah Korea merdeka di tahun 1945, pasukan Amerika Serikat dan pasukan Uni Soviet, mendirikan pemerintahan militer di bab selatan dan di bab utara semenanjung Korea, hingga benih perpecahan Korea ditaburkan.
Dengan hasil pemilihan umum, di Korea Selatan, lahir pemerintahan gres berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme di tahun 1947 lalu.
Sementara itu, di Korea Utara, atas derma Uni Soviet, lahir pemerintah berdasarkan komunisme.
Akibat penyerangan oleh Korea Utara, Korea mengalami perang mulai tahun 1950 hingga tahun 1953. Keikutsertaan pasukan PBB dan pasukan Cina, mencapai perjanjian gencatan senjata dan pembagian semenanjung Korea terus berlangsung hingga sekarang.
Setelah itu, Korea Selatan melewati masa kekacauan di tahun 1960-an, mencapai pertumbuhan ekonomi yang dijuluki 'Keajaiban Sungai Han' di tahun 1970-an dan memperoleh demokrasi lewat sistem pemilihan presiden secara eksklusif di final tahun 1980-an. Serasi dengan itu, terlepas dari masa perang dingin, Korea Selatan dan Korea Utara mengakui ideologinya masing-masing dan membuka ufuk gres masa perdamaian, rekonsiliasi dan relasi kerjasama antar Korea.
Related Posts